Oleh Fathuddin Ja'far, MA
Ketika ayat-ayat Alquran sudah melekat kuat dalam hati
seseorang, tidak seorang pun yang dapat mengubah keyakinan tersebut.
Walaupun hal itu harus mengorbankan karir, ketenaran, dan sebagainya.
Untuk menjadi bintang top dunia, khususnya di bidang olah raga,
seseorang yang sudah mendapat hidayah Allah swt. tidak harus melepas
jati diri sebagai Muslim taat. Bila iman sudah menancap ke dalam lubuk
hati seorang Muslim, uang, harta, ketenaran dan berbagai tawaran dunia
yang menggiurkan tidaklah sebanding nilainya dengan jati diri sebagai
Muslim taat.

1. Sari Al-Shoq, pemain team basket wanita Swis kenamaan berumur 19
tahun yang berasal dari Irak ini, lebih memilih hengkang dari dunia
basket yang sangat ia cintai ketimbang melepas kerudungnya. Salut mbak
Sari!

2. Marwan Al-Shemakh. Penyerang team sepak bola Bordure Perancis asal
Maroko ini terkenal dengan akhlaknya yang mulia. Dia menolak terbang ke
Palestina di mana Yahudi mendirikan Negara Israel di sana untuk berlaga
dengan team sepak bola Mukaby Heifa dalam putaran piala Eropa. Ia lebih
memilih istirahat ketimbang bermain satu lapangan dengan musuh Allah,
Rasul-Nya dan kaum Muslimin. Ini adalah sikap mulia yang perlu dicontoh
oleh para pemimpin dan tokoh umat Islam hari ini. Baro’ (berlepas diri)
dari musuh-mush Allah itu bagian dari akidah Islam pak... Mungkin begitu
yang tersirat dalam hatinya..

3. Amir Khan memenangkan pertarungan melawan rasis. Hatinya sangat
terluka saat mendengar teriakan berbau rasisme yang dilontarkan para
penonton saat dia bertanding di atas ring karena ia berkulit coklat dan
beragama Islam. Sebagai seorang petinju Muslim, teriakan jahiliyah itu
tidak lantas ia balas dengan jahiliyah pula. Namun ia buktikan dengan
professionalisme di atas ring. Iapun berhasil mengalahkan dan
mengkanfaskan lawannya seorang Yahudi ultra rasialis asal Amerika,
Dmitry Salita. Terhinalah seorang Yahudi di hadapan ribuan pendukungnya
sendiri. Lalu, Amir Khanpun berhak menyandang gelar juara tinju dunia
2009.

4. Para pemain Muslim di club Cartel Bebel menolak bertanding dengan
team Paris Foot Gay yang semua pemainnya adalah para gay. Mereka siap
dideportasi dari Prancis. Bahkan mereka menulis surat protes sambil
menjelaskan bahwa akidah dan keyakinan mereka lebih penting dari
pertandingan sepak bola. Mampukah para pemain Muslim di negeri ini
bersikap seperti itu?

Selamat berjuang wahai pahlawan Islam. Semoga kalian menjadi teladan para pemimpin dunia Islam dan generasi mudanya...
SUMBER : (ERA MUSLIM) SUBHANALLAH !!! Inilah Bintang-bintang Top Dunia Yang Bertahan Demi Sebuah Keyakinan
0 komentar:
Posting Komentar