“Mengapa
Rasulullah menyebarkan Islam lewat pedang (dengan jalan kekerasan) ?”
Pertanyaan
ini paling banyak ditanyakan orang-orang barat, oleh karena pengaruh pers di
negara mereka yang sangat menjelek-jelekkan Islam, terlebih mengenai
kepribadian Nabi Muhammad. Seperti yang sudah saya kemukakan pada artikel
‘Makna Jihad Sesungguhnya!!’, bahwa umat Islam dilarang untuk memulai suatu
tindakan yang sifatnya “tidak terpuji”, misalnya dengan jalan paksa atau
kekerasan bila tidak didahului. Islam sangat menjunjung tinggi HAM (Hak-hak
Asasi Manusia) dan perdamaian. Ini tersirat jelas lewat firman-firman Allah
dalam ayat-ayat pada Al-Qur’an, seperti misalnya pada ayat-ayat berikut ini :
009.
Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu
dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka
perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali
kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah),
maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berlaku
adil. (QS. Al-Hujuraat [49] : 9)
039.
Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan
kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS. Al-Maaidah [5] : 39)
054.
Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu,
maka katakanlah: “Salaamun-alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barangsiapa
yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat
setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS. Al-An’aam [6] : 54)
043.
Tetapi orang yang
bersabar
dan mema`afkan sesungguhnya (perbuatan) yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan. (QS. Asy-Syuura [42] : 43)
011.
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi
mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan
jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh
jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang
mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk.
Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
012. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka
itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah
seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.
013. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujuraat [49] : 11-13)
061.
Dan jika mereka condong
kepada perdamaian,
maka condonglah
kepadanya
dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Menge-tahui.
(QS. Al-Anfaal [8] : 61)
108. Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang
mereka sembah selain Allah karena
mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.
Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian
kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa
yang dahulu mereka kerjakan.
(QS. Al-An’aam [6] : 108)
Perlu
saya tekankan kembali bahwa Allah tidak pernah memaksa seseorang untuk memeluk
agama Islam (satu-satunya agama yang diridhai-Nya), sebagaimana firman-Nya :
256.
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar
kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS
2:256)
Anda
bisa saja bertanya kepada saya : “Semua yang dipaparkan diatas adalah perkataan
Allah, bagaimana dengan sikap Nabi Muhammad sendiri sebagai utusanNya? Apakah
dia juga seseorang yang ‘murah hati’ alias menjunjung nilai-nilai HAM seperti
Tuhannya?.”
Rasulullah
adalah seorang yang pemaaf, murah hati, dan sangat menghargai adanya perbedaan
pendapat. Ini tercermin jelas dalam kisah sejarah hidup beliau.
Sewaktu
Rasulullah ‘menaklukkan’ kota Mekkah, apa yang dilakukannya? Kota yang dulunya
telah memperlakukannya dengan sangat kejam, menindas, mengutuk dirinya dan
pengikutnya; kini berada di bawah kekuasaannya. Orang-orang yang dulu menindas
dan menganiaya dirinya dengan tanpa belas kasihan sekarang berada di bawah
belas kasihan beliau. Di saat kemenangannya, segala kesalahan mereka dimaafkan
dan mereka dibebaskan untuk tetap tinggal di Mekkah.
Sebelum
beliau membebaskan mereka untuk tetap tinggal di kota tersebut, beliau bertanya
kepada mereka “Apa yang kamu harapkan dariku hari ini?” Orang-orang yang telah
mengenal beliau bahkan sejak masa kanak-kanak itu berkata, “Kemurahan hati,
wahai saudara dan keponakanku!” Air mata keluar dari kedua mata Rasulullah dan
beliau berkata, “Saya akan berbuat seperti apa yang diperbuat Yusuf (maksudnya
Nabi Yusuf as) terhadap saudara-saudaranya. Kalian boleh bebas pergi !!”
Selain
peristiwa tadi, ada juga peristiwa lain yang menggambarkan sikap beliau yang
menghargai perbedaan pendapat. Ketika Rasulullah memilih suatu lokasi yang jauh
dari air untuk bermarkas dalam peperangan Badar, sahabatnya “Al-Khubbab bin
Al-Mundzir” bertanya, “Wahai Pesuruh Allah, apakah pilihanmu ini berdasarkan
wahyu, atau berdasarkan pendapat pribadimu? Nabi Muhammad menjawab: “Ini
berdasarkan nalar, wahai Khubbab.”
Khubbab
tidak setuju dengan pilihan tempat itu dan menyarankan tempat lain yang
akhirnya disetujui Nabi.
Bahkan
secara tegas Rasulullah memberi peluang kepada umatnya untuk berbeda pendapat
dalam hal-hal yang mereka lebih ketahui, yakni dalam hal-hal yang tidak ada
kaitannya dengan urusan agama.
“Kalian
lebih mengetahui urusan dunia kalian (daripadaku)”
Begitulah
perkataan beliau ketika sarannya untuk tidak mengawinkan pohon kurma dinilai
oleh sementara sahabatnya keliru.
Perlu
diketahui bahwa Nabi Muhammad hidup ditengah-tengah bangsa yang sangat brutal
dan biadab, sehingga seorang sejarawan terkemuka bernama Edward Gibbon
mengatakan dalam bukunya (Decline
and Fall of the Roman Empire) bahwa “kebrutalan bangsa Arab pada
waktu itu hampir tanpa perasaaan, sangat sulit dibedakan dari dunia hewan yang
lain.” Sehingga keberhasilan Rasulullah dalam mengatasi masalah besar dalam
kaumnya, seperti mabuk-mabukan, perzinahan, penyembahan berhala, peperangan,
ketidakadilan, dan kekejaman merupakan suatu prestasi yang sangat luar biasa
dan tidak mungkin terlupakan dalam sejarah.
Terlepas
dari sikap-sikap terpuji Rasulullah diatas, perlu dicamkan bahwa Nabi Muhammad
adalah seorang yang sangat taat terhadap perintah Allah dan tidak pernah
melanggar segala perintah-Nya. Jadi tidak mungkin beliau menyimpang dari ajaran
Islam. Oleh sebab itu, Aisyah, istri Beliau, pernah berkata : “Dia (Rasulullah)
adalah Al-Qur’an dalam perbuatan, Dia adalah Al-Qur’an berjalan, Dia adalah
Al-Qur’an berbicara, Dia adalah Al-Qur’an yang hidup.” Begitupun yang dikatakan
Ahmed Deedat dalam bukunya (The
Choice) : “Meskipun miskin dan yatim piatu, Muhammad mempunyai
kepribadian yang relijius dan Anda pasti kagum terhadap apa yang terdapat dalam
dirinya.”
- Jika dikatakan bahwa ini adalah kata-kata dari pengikut setia tentang yang dicintainya, maka marilah kita lihat apa yang dikatakan oleh seorang pengkritik Kristen yang simpatik terhadap “Nabi pahlawan!”nya.
Namanya
adalah Thomas Carlyle (seorang pemikir terkemuka tahun 18an). Pada suatu hari
dia memberi suatu kuliah dan dia memilih suatu topik yang sangat provokatif
“The Hero as Prophet” (Sang Pahlawan sebagai Nabi), dan dia memilih nabi yang
paling perkasa yang sering difitnah yaitu “Muhammad SAW!” Bukan Musa, Daud,
Sulaiman, atau Yesus, tetapi Muhammad. Untuk menentramkan hati saudara setanah
airnya (yang sebagian besar anggota Gereja Anglican), dia berkata : “Tidak ada
bahaya bagi kita terhadap umat Muslim. Saya hanya ingin menyatakan segala
sesuatu yang baik pada dirinya. Itu saja !”
Dalam
suatu masa yang penuh dengan kebencian terhadap Islam dan kepada pendengarnya
yang sangat skeptis dan sinis, Carlyle membuka suatu sinar kebenaran tentang
pahlawannya, Muhammad. Untuk seseorang yang patut dipuji maka harus dipuji.
Walaupun ada kalanya Carlyle menggunakan kata-kata dan gambaran-gambaran yang
mungkin tidak mengenakkan bagi Muslim, tetapi paling tidak, dia telah “welcome”
terhadap Islam. Dia telah memberikan penghargaan yang besar dan antusias serta
membelanya (Nabi Muhammad) dari pandangan salah oleh banyak orang di
sekelilingnya, seperti halnya yang dilakukan Rasulullah sewaktu membela Yesus
dan ibunya dari penghinaan bangsa Yahudi.
- Berikut beberapa point kalimat yang dinyatakan Carlyle mengenai Nabi Muhammad yang sebagian besar tertuang dalam bukunya yang berjudul On Heroes, Hero, Worship and The Heroes in History :
a.
“Ketulusan hati dari orang yang agung adalah sesuatu yang tidak bisa
diungkapkan. Bahkan saya pikir orang itu sendiri tidak sadar akan ketulusan
hatinya. Untuk apa seseorang berlaku benar hanya untuk satu hari ? Tidak, orang
yang besar tidak akan menyombongkan ketulusan hatinya sendiri.”
b.
“Jiwa yang besar yang pendiam adalah orang yang walaupun tidak bisa, ia akan
bersunguh-sungguh karena sifat dasarnya membawa dia untuk berlaku
sungguh-sungguh. Sewaktu orang lain berpura-pura seolah-olah
bersungguh-sungguh, laki-laki ini tidak bisa berbuat demikian dan dia sendirian
dengan jiwanya dan kenyataan terhadap apa yang terjadi…. Kesungguhan telah ada
dalam kebenaran Tuhan. Kata-kata dari laki-laki ini adalah suara hatinya
langsung tanpa berpura-pura. Orang-orang harus mendengarkan apa yang
dikatakannya daripada mendengarkan yang lain. Yang lain adalah bagaikan angin
lalu.”
c.
“Seorang laki-laki yang jujur dan setia. Jujur dalam perbuatan, perkataan, dan
pemikirannya. Mereka mencatat bahwa beliau selalu bersungguh-sungguh terhadap
segala sesuatu. Seorang laki-laki yang pendiam. Diam apabila tidak ada yang
harus dikatakan, tetapi selalu bijak dan tulus apabila berbicara. Selalu
menerangi setiap persoalan. Ini adalah bagian dari apa yang disebut perkataan
yang bernilai.”
d.
“Bukanlah orang yang plin-plan. Suatu perkataan yang tegas akan dikeluarkan
apabila memang diperlukan. Beliau akan bicara terus terang dan tegas!”
e.
“Kebohongan yang telah ditimbun di sekeliling laki-laki ini hanya memalukan
bagi diri kita sendiri !!”
- Sebelum orang-orang menuduh Carlyle dengan persangkaan tak pantas dan telah disuap, mari kita lihat beberapa nama orang-orang non muslim lainnya yang mengagumi Nabi Muhammad saw :
a.
“Empat tahun setelah kematian Justinian, 569 M, lahir di Makkah di tanah Arab,
seorang yang memberikan pengaruh yang terbesar bagi umat manusia. Orang itu
adalah Muhammad” (John William Draper, M.D., LLD., dalam bukunya A History of the Intellectual
Development of Europe (Sejarah Perkembangan Intelektual di Eropa),
London 1875)
b.
“Saya ragu apakah ada orang lain yang bisa merubah kondisi manusia begitu besar
seperti yang dilakukan oleh Muhammad.” (RVC Bodley dalam The Messenger (Sang
Utusan), London 1946, halaman 9)
c.
“Saya telah mempelajari tentang Muhammad. Beliau adalah laki-laki yang luar
biasa; dan menurut saya, terlepas dari pemikiran anti Kristen, beliau adalah
penyelamat umat manusia. Jika seorang manusia seperti Muhammad dianggap
kediktatoran dunia modern, dia akan berhasil memecahkan masalah-masalah yang
akan membawa dunia kepada kedamaian dan kebahagiaan yang dibutuhkan.” (George
Bernard Shaw dalam The
Genuine of Islam (Islam yang Murni), volume I no. 81936)
d.
“Dengan sebuah keberuntungan yang sangat unik dalam sejarah, Muhammad adalah
pendiri dari suatu negara, suatu kerajaan dan suatu agama. Dia adalah gabungan
dari Kaisar dan Paus. Tetapi dia adalah Paus tanpa keinginan menjadi Paus, dan
Kaisar tanpa tentara kerajaan. Tanpa tentara, tanpa bodyguard, tanpa sebuah istana, tanpa
pendapatan tetap. Jika ada orang yang mempunyai hak untuk mengatakan bahwa dia
diatur oleh Tuhan yang benar, itu adalah Muhammad, dimana dia mempunyai
kekuatan tanpa peralatan dan tanpa dukungan.” (R. Bosworth Smith, dalam Mohammed and Mohammedanism)
e.
“Muhammad adalah pribadi relijius yang paling sukses.” (Encyclopedia
Britannica, edisi ke-11)
De
Lacy O’Leary dalam ‘Islam at The Crossroad’ (Islam di Persimpangan Jalan)
mengatakan: “Bagaimanapun sejarah jelas menerangkan bahwa legenda tentang
penaklukan muslim terhadap dunia dan memaksakan Islam dengan menggunakan pedang
adalah suatu cerita yang tidak masuk akal yang sering diceritakan oleh ahli
sejarah.”
“Jika
kebesaran tujuan, keterbatasan peralatan dan hasil-hasil yang mencengangkan
adalah tiga kriteria kebesaran manusia, siapa yang bisa mempertaruhkannya di
zaman modern ini dengan sejarah Muhammad?
Ahli filsafat, ahli pidato, rasul,
pemimpin negara, pejuang, pencetus ide-ide, penemu keyakinan yang rasional,
penemu 20 kekaisaran di bumi dan menjadikannya satu kekaisaran spiritual, dia
adalah Muhammad. Berdasarkan semua standar kebesaran dan kejayaan yang bisa
diukur, kita bisa bertanya, apakah ada orang lain yang lebih besar dari
beliau.” Begitulah yang dikatakan seorang sejarawan berkebangsaan Prancis
bernama Lamartine dalam bukunya [‘Historie de la Turquie', Paris 1854 (‘Sejarah
Turki', Paris 1854)].
Sementara
Mr. Stanley Lane mengagumi sikap dan kejujuran Rasulullah seperti yang
dikatakannya sbb : “Dia adalah orang yang bersemangat terhadap nilai-nilai yang
mulia dan antusias ini menjadi garam bagi dunia, yang menjaga manusia dari
kerusakan hidup mereka.”
- Hal-hal diatas adalah apa yang dikatakan oleh orang non muslim barat mengenai Nabi Muhammad. Bagaimana dengan non muslim timur ? Berikut pernyataan mereka :
1.
“Semakin saya pelajari, semakin saya temukan bahwa kekuatan Islam bukan berasal
dari pedang.” [Mahatma Gandhi - Bapak India Modern dalam ‘Young India' (India
Muda)]
2.
“Muhammad adalah suatu jiwa yang bijaksana dan pengaruhnya dirasakan dan tak
akan dilupakan oleh orang-orang di sekitarnya.” (Diwan Chand Sharma, seorang
sarjana beragama Hindu, dalam bukunya The
Prophets of The East (Nabi-Nabi dari Timur), Calcutta 1935, hal.
122)
3.
“Mereka (pengkritik Muhammad) melihat api bukannya cahaya, mendapat kebodohan
bukan kebaikan. Mereka mengubah setiap kebaikan dengan kejahatan yang besar.
Hal ini menggambarkan kebejatan moral mereka….. kritikan tersebut adalah buta.
Mereka tidak bisa melihat bahwa satu-satunya pedang Muhammad adalah pedang
kemurahan hati, petunjuk, persahabatan, kemauan untuk memaafkan - pedang yang
menaklukkan musuh-musuhnya dan membersihkan hati mereka. Pedangnya lebih tajam
daripada pedang baja.” [Pandit Gyanandra Dev Sharma Shastri, pada suatu rapat
di Gorakhpur (India), 1928]
4.
“Beliau memilih untuk hijrah daripada harus berperang melawan rakyatnya
sendiri, tetapi ketika penindasan mereka sudah di luar batas toleransi barulah
beliau mengangkat pedang untuk membela diri. Mereka yang percaya bahwa suatu
agama bisa disebarkan dengan kekerasan adalah orang yang bodoh yang tidak tahu
jalannya suatu agama ataupun jalannya dunia. Mereka bangga dengan
kepercayaannya karena mereka berada di suatu jalan, jalan yang jauh dari
kebenaran”. [Seorang jurnalis Sikh dalam Nawan
Hindustan, New Delhi, 17-11-1947]
- Di AS pernah diterbitkan sebuah buku berjudul The 100 yang berisi tentang seratus orang terbesar dalam sejarah, yang dikarang oleh Michael H. Hart, seorang sejarawan, ahli matematika dan astronom. Dia telah mencari-cari dalam sejarah, orang-orang yang telah memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia.
Dalam
buku tsb, dia menceritakan seratus orang yang sangat berpengaruh termasuk
Asoka, Aristotle, Buddha, Confucius, Hitler, Plato, dan Zoroaster. Dia
meletakkan urutan-urutan tokoh no. 1 sampai 100 bukan berdasarkan pandangan
pengaruh tokoh tersebut kepada orang-orang tetapi dia mengevaluasinya
berdasarkan tingkatan pengaruh dan keunggulan masing-masing tokoh dari no. 1
sampai 100. Dia memberi alasan mengapa dia meletakkan urutan tokoh tersebut.
Kita tidak harus setuju dengan pendapat Hart ini, tetapi kita harus menghargai
penelitian dan kejujurannya.
Hal
yang paling mencengangkan adalah pilihannya untuk menempatkan Rasulullah di
urutan no. 1 (Pertama dari 100 !). Penempatan Rasulullah di urutan no.1 oleh
Hart tentu saja menggembirakan kaum muslimin, tetapi hal ini mengecewakan non
muslim, khususnya Yahudi dan Kristen. Yesus no. 3 dan Musa no. 40 !. Hal ini
sulit diterima mereka. Tetapi apa yang dikatakan Hart ? Inilah argumentasinya :
“Meskipun
jumlah umat Kristen lebih banyak dari umat Islam di dunia ini, mungkin
kelihatannya aneh bahwa Muhammad berada di urutan lebih tinggi dibanding Yesus.
Ada dua alasan mengenai hal tersebut :
1.
Muhammad memegang peranan lebih penting dalam pengembangan Islam dibanding
peranan Yesus dalam pengembangan Kristen. Meskipun Yesus bertanggung jawab
terhadap ajaran tata susila dan moral Kristen (sejauh ini berbeda dengan ajaran
Yahudi), St. Paul (Paulus)-lah yang mengembangkan agama Kristen, penyebar dan penulis
sebagian besar dari Kitab Perjanjian baru;
2.
Muhammad bagaimanapun juga bertanggung jawab atas agama Islam, ajaran tata
susila dan prinsip moral. Selain itu, dialah yang memegang kunci utama dalam
penyebaran agama Islam dan membangun peradaban Islam.”
Menurut
Hart, penghargaan terhadap pendiri Kristen harus dibagi antara Yesus dan St.
Paul. Hart percaya bahwa sebenarnya Paul-lah yang mendirikan Kristen. Kita
tidak bisa berargumentasi dengan Hart, namun memang pada kenyataanya dari total
27 Kitab Perjanjian Baru, lebih setengahnya ditulis oleh Paul. Jika Anda
memperhatikan apa yang disebut A
red letter Bible (Bible dengan huruf bertinta merah), Anda akan
menemukan bahwa setiap kata-kata yang berasal dari ucapan Yesus ditulis dengan
tinta merah sedang yang bukan dengan tinta hitam yang biasa. Jangan heran kalau
Anda menemukan bahwa dalam ‘Injil’ yang merupakan kitab suci Yesus, 99% lebih
dari 27 Kitab Perjanjian Baru ditulis dengan tinta hitam. Ini merupakan
pengakuan terus terang dalam Bible. Bahkan ada misionaris Kristen yang
mengatakan bahwa sebenarnya 100% berasal dari Paulus.
Selain
Hart; Jules Masserman, psykoanalis dan profesor di Universitas Chicago AS,
tidak seperti yang lain, memberikan dasar dari pemilihannya terhadap pemimpin
terbesar sepanjang masa. Dia ingin kita menemukan sendiri apa yang benar-benar
kita cari dari seorang pemimpin. Dia memberikan kualifikasi seorang pemimpin.
Seperti juga Micahel H. Hart, dia mencari pemimpin berdasarkan pengaruh yang
terbesar.
- Bagaimanapun juga Masserman tidak mau kita tergantung pada kesenangan atau persangkaan kita saja. Dia ingin kita membangun standar objektifitas untuk menilai sebelum kita memutuskan mengidolakan seseorang sebagai pemimpin besar.
Dia
berkata bahwa pemimpin harus memenuhi 3 fungsi, yaitu :
1.
Pemimpin harus menyediakan kesejahteraan bagi orang-orang yang dipimpinnya;
2.
Pemimpin atau calon pemimpin harus menyediakan suatu organisasi sosial dimana
orang-orang merasa aman didalamnya;
3.
Pemimpin harus menyediakan suatu kepercayaan bagi pengikutnya.
Berdasarkan
ketiga standar tadi, Masserman mencari dan menganalisa dalam sejarah terhadap
Louis Pasteur, Salk, Gandhi, Confucius, Alexander yang agung, Caesar, Hitler,
Budha, Yesus, dll. Akhirnya dia mengambil kesimpulan bahwa : “Mungkin pemimpin
terbesar sepanjang waktu adalah Muhammad yang mengkombinasikan ketiga fungsi
tersebut dan pada urutan berikutnya adalah Musa.”
Kita
tidak bisa mengabaikan begitu saja pendapat Masserman ini, karena bahkan
sebagai seorang Yahudi ia tetap juga menganalisa Adolf Hitler, musuh terbesar
bangsanya. Dia mempertimbangkan Hitler sebagai pemimpin yang besar. Ras Jerman
yang terdiri dari 90 juta orang telah siap menuju kejayaan walaupun akhirnya
hancur berantakan.
Hitler
bukanlah pertanyaan kita. Pertanyaannya adalah mengapa Masserman seorang Yahudi
Amerika yang mengabdi pada pemerintah, mengumumkan kepada bangsanya sendiri
yang terdiri dari 200 juta umat Yahudi dan Kristen bahwa bukan Yesus atau Musa,
tetapi Muhammad-lah pemimpin terbesar sepanjang masa !!.
Michael
H. Hart menempatkan Muhammad no. 1 dalam daftarnya dan Yesus Kristus no. 3.
Mengapa ? Apakah dia disihir ?
William
Mc Neill mempertimbangkan Muhammad dalam tiga nama teratas dalam daftarnya.
Mengapa ? Apakah dia disihir ?
James
Gavin menempatkan Muhammad sebelum Kristus. Mengapa? Apakah dia disihir?
Jules
Masserman menempatkan Muhammad no. 1 dan pemimpinnya sendiri Musa pada nomor
dua. Mengapa ? Apakah dia disihir ?
Seperti
kata Thomas Carlyle : “Apakah kita beranggapan bahwa semua puji-pujian pada
Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi wa Sallam ini adalah suatu permainan sulap dan perdukunan
(sihir)….. Kita tidak bisa beranggapan demikian….. Manusia tidak akan mengerti
sama sekali tentang umat manusia jika perdukunan tumbuh subur dan berkembang
dalam dunia.”
Dari
pernyataan-pernyataan diatas , maka sekali lagi terbuktilah ayat-ayat dalam
Al-Qur’an yang menyatakan:
Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. (QS. Al-Insyiraah [94] : 4)
Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. (QS. Al-Insyiraah [94] : 4)
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. 68:4)
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.QS 33:21)
- Bagaimana dengan Bible ? Apakah AlKitab juga menjunjung HAM dan perdamaian sebagaimana halnya Al-Qur’an ? Marilah kita lihat ayat-ayat AlKitab berikut ini :
1. “Janganlah kamu menyangka bahwa aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.” (Injil – Matius 10:34)
2. “Jadi pergilah sekarang, kalahkan orang Amalek, tumpaslah segala apa yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang masih menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai.” (Kitab – 1 Samuel 15:3)
3. “(17) Maka sekarang bunuhlah semua laki-laki di antara anak-anak mereka, dan juga semua perempuan yang pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu bunuh. (18) Tetapi semua orang muda diantara perempuan yang belum pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu biarkan hidup bagimu.” (Bilangan 31:17-18)
4. “Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kau (bangsa Yahudi) biarkan hidup apapun yang bernafas.” (Kitab –Ulangan 20:16)
5. “Mereka (bangsa Yahudi) menumpas dengan mata pedang segala sesuatu yang di dalam kota itu, baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun muda, sampai kepada lembu, domba, dan keledai.” (Yosua 6:21)
2. “Jadi pergilah sekarang, kalahkan orang Amalek, tumpaslah segala apa yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang masih menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai.” (Kitab – 1 Samuel 15:3)
3. “(17) Maka sekarang bunuhlah semua laki-laki di antara anak-anak mereka, dan juga semua perempuan yang pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu bunuh. (18) Tetapi semua orang muda diantara perempuan yang belum pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu biarkan hidup bagimu.” (Bilangan 31:17-18)
4. “Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kau (bangsa Yahudi) biarkan hidup apapun yang bernafas.” (Kitab –Ulangan 20:16)
5. “Mereka (bangsa Yahudi) menumpas dengan mata pedang segala sesuatu yang di dalam kota itu, baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun muda, sampai kepada lembu, domba, dan keledai.” (Yosua 6:21)
6. “.....kota itu dipukul Yosua dengan mata pedang, juga rajanya; kota itu dan semua makhluk yang ada didalamnya ditumpasnya, tidak ada seorang pun yang dibiarkannya lolos....” (Yosua 10:28)
7. “Kamu harus membagikan mereka (para budak) sebagai milik pusaka kepada anak-anakmu yang kemudian, supaya diwarisi sebagai milik; kamu harus memperbudakkan mereka untuk selama-lamanya....” (Imamat 25:46)
Dari ayat-ayat Alkitab diatas jelas terlukiskan bagaimana Tuhan menyetujui adanya pembunuhan yang sangat keji dan menyetujui adanya perbudakan. Inikah yang dinamakan menjunjung HAM dan perdamaian ?
7. “Kamu harus membagikan mereka (para budak) sebagai milik pusaka kepada anak-anakmu yang kemudian, supaya diwarisi sebagai milik; kamu harus memperbudakkan mereka untuk selama-lamanya....” (Imamat 25:46)
Dari ayat-ayat Alkitab diatas jelas terlukiskan bagaimana Tuhan menyetujui adanya pembunuhan yang sangat keji dan menyetujui adanya perbudakan. Inikah yang dinamakan menjunjung HAM dan perdamaian ?
- Coba kita bandingkan dengan ayat-ayat Al-Qur’an berikut :
083. Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. 084. Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya. 085. Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. (QS. Al-Baqarah [2] : 83-85)
032. Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi. (QS. Al-Maaidah [5] : 32)
0 komentar:
Posting Komentar